Sebotol racun untuk semangat hidup
Posted By Phenefendi on 13/12/12 | 17.53
Seorang pria mendatangi seorang Sufi yang diseganinya, “Sufi, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati saja.”
Sang Sufi tersenyum, “Oh, kamu pasti sedang sakit, dan penyakitmu pasti bisa sembuh.”
“Tidak Sufi, tidak. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri hidup saya ini saja,” tolak pria itu.
“Baiklah kalau memang itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya engkau akan mati dengan tenang.”
Pria itu bingung. Pikirnya setiap Sufi yang ia pernah datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru menawarkan racun.
Sesampainya di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi tadi. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan memesan makanan favoritnya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan. Untuk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur pun, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.”
Besok paginya dia bangun tidur, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi.
Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya.
Istrinya yang merasa aneh, kemudian terheran-heran dan bertanya, “Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku ada salah ya. Maafkan aku ya sayang?”
Kemudian dirinya mengunjungi ke kantornya, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun sampai bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?” Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat yang berbeda. Ia seperti mulai menikmatinya.
Pulang sampai rumah jam 5 sore, ternyata istrinya telah menungguinya. Sang istri menciumnya, “Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu.” Demikian halnya dengan anak-anaknya yang berani bermanjaan kembali padanya.
Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur sudah ia minum?
Bergegas ia mendatangi sang Sufi, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah sebelumnya ia minum kemarin. Sang Sufi dengan enteng mengatakan, “Buang saja botol itu. Isinya hanyalah air biasa kok. Dan saya bersyukur bahwa ternyata kau sudah sembuh.”
“Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan “belenggu egomu”. Satu kata untukmu, “Bersyukurlah”. Karena itulah rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan jalan menuju ketenangan”.
inspiratif,,,ijin copy ya
BalasHapusmohon ijin share ya,,,,semoga bermanfaat
BalasHapusijin copy :D
BalasHapusIjin share juga...thanx
BalasHapusbenar2 menginspirasi...salut
BalasHapuskunjungi blog saya gan http://enggarsikeren.blogspot.com insyaallah bermanfaat gan
BalasHapusijin copy ya pak?
BalasHapussilakan di share...
BalasHapusbagus ceritanya, keep posting :)
BalasHapusmungkin jika kita menjalani hidup dengan pandangan bahwa kita akan mati esok pasti hidup kita akan lebih baik dan cenderung lebih bersahaja
BalasHapusampe nangis gua bacanya, mantaff izin share yah
BalasHapusijin copy ya bos
BalasHapusbenar2 bermanfaat, thanks
BalasHapusGreat (y)
BalasHapusIzin Share ya sob,
BalasHapusSupet banget....
BalasHapusIjin copy yah
BalasHapusinspiriatif banget min.
BalasHapusijin copy ya min
ijin copas ya, ispirasi banget :)
BalasHapushttp://vandepenter.blogspot.com
keren mas bro ... :)
BalasHapusijin kopas juga.. :v
Subhanallah,. Sungguh Kisah yang penuh Inspirasi,. Seorang Sufi yang memiliki ketenangan dalam berfikir, bijak dalam menentukan keputusan, dan Sungguh apabila Kehidupan yang kita jalani senantiasa dapat merasakan yang sebenar Usia kita semakin berkurang di DUNIA ini, maka Kita akan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, :)
BalasHapusMantap Artikelnya...
BalasHapusIjin Copas ya...
Jgn lupoa kunjungi www.cyakleden.blogspot.com
ijin share
BalasHapusLucu tp mengilhami
BalasHapus